Sejarah

Sejarah

 Kibin adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Indonesia. Kecamatan Kibin merupakan pemekaran dari Kecamatan Cikande. terdiri dari 9 desa, 32 RW dan 150 RT dengan kantor kecamatan terletak di Desa Ciagel. Kecamatan Kibin merupakan wilayah dengan potensi industri besar dan sedang, industri mikro kecil, perdagangan, jasa transportasi. Luas wilayah sebesar 33,51 KM2 atau sekitar 2,28 % dari luas wilayah kabupaten Serang. kecamatan Kibin merupakan sentra kawasan industri terbesar di kabupaten Serang. Kawasan tersebut adalah Modern Industrial Estate yang merupakan kawasan perindustrian dengan lokasi yang sangat stratrgis. Kawasan ini mudah di akses melalui tol Jakarta Merak, berjarak 75 Km dari pelabuhan Tanjung Priok dan 50 Km dari Bandara Internasional Soekarno - Hatta. Selain itu Kecamatan Kibin dikenal dengan industri pabrik sepatu terbesar di asia Tenggara, yaitu PT. Nikomas Gemilang.

Kecamatan Kibin secara geografis terletak di bagian timur kabupaten Serang dengan jarak 18 km dari ibu kota kabupaten. Wilayah kecamatan Kibin berbatasan langsung dengan kecamatan Pamarayan Bandung, Kecamatan Carenang di sebalah utara, kecamatan Cikande di sebelah timur dan kecamatan Kragilan di sebalah Barat. Bentuk Topografi pada umumnya merupakan dataran yang memiliki ketinggian rata-rata kurang dari 500 meter di atas permukaan laut ( MDPL ).

Berikut nama - nama camat kibin dari awal terbentuk sampai saat ini

1.  bapak Hamdani tahun 2000 - 2005

2. Bapak Ucep Hermawan tahun 2005-2007

3. Bapak H.  Asep Saepudin  tahun 2007 - 2009

4. Bapak H. Nanang Supriatna S.Sos. M.Si tahun 2009 - 2014

5. Bapak Raden Lukman H.K.M.Si tahun 2015 - 2017

6. Bapak H. Tabrani SH,MM.MBA tahun 2017 - 2018

7. Bapak H. Imron Ruhyadi S.STP.M.Si tahun 2018 - 2022

8. Bapak H. Babay Karnawi S.Sos M.Si tahun 2022 sampai sekarang

Karakteristik sosial budaya masyarakat Kibin identik dengan budaya keislamannya. Perannya sebagai pusat syiar islam masih bertahan hingga saat ini. Hal ini terlihat dari banyaknya fasilitas ibadah maupun pendidikan berupa pondok pesantren dan madrasah. Selain itu penghargaan masyarakat Kibin terhadap tokoh-tokoh agamanya ( ulama ) sangat tinggi sehingga banyak dijumpai tokoh-tokoh yang berperan sebagai pemimpin informal.

Sekalipun demikian, dalam perkembangannya masyarakat Kibin sangat terbuka dalam menerima perubahan yang terjadi serta datangnya pengaruh budaya lain akibat adanya industrialisasi di wilayah ini, sejauh perubahan dan budaya tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma budaya dan agama masyarakat Kibin.